Belajar Value Investing Indonesia Bersama BullRecommend

Belajar Value Investing Indonesia Bersama BullRecommend

 

Sekalipun penulis yang merupakan founder dari bullrecommend.com menuliskan judul Value Investing ala BullRecommend, namun metode value investing tidak lain hanyalah satu (orisinal) yaitu dari guru seorang Value Investor sukses yang bernama Warren Buffet dimana gurunya bernama Benjamin Graham.

Percaya atau tidak sampai dengan detik ini metode value investing adalah metode paling santai dan mampu menumbuhkan asset dengan optimal dalam waktu ideal asal kan kita konsisten pada ketentuan value investing murni.

Bahkan sampai dengan detik ini juga penulis belum menemukan buku tuntunan value investing yang lebih baik selain buku The Intelligent Investor (Benjamin Graham).

(Catatan : Penulis sama sekali tidak dibayar dan tentu saja tidak berniat untuk mendapatkan bayaran dengan mengatakan buku The Intelligent Investor adalah buku Value Investing yang terbaik sepanjang masa. Namun penulis benar – benar menerapkan apa yang ada dalam buku tersebut untuk berinvestasi saham)

( Buku The Intelligent Investor – Benjamin Graham ; buku favorit penulis )

Yakin Anda ingin melanjutkan untuk membaca artikel ini hingga habis ?.

Jika iya maka penulis tidak menjamin Anda tidak akan bosan. Namun anggap saja membaca artikel ini sebagai bentuk uji kesabaran Anda sebagai seorang value investor (Perlu Anda ketahui, kesabaran adalah sahabat dekat seorang value Investor).

Okey, let’s check this out !

Mindset seorang value Investor ideal nya seperti apa ?

 

1. Gaya hidup mengutamakan nilai {manfaat} daripada sekedar merk atau harga mahal {ego}.

Penulis pernah mengatakan pada beberapa member/anggota BullRecommend sekaligus teman. “Kenapa kamu tidak takut beli kendaraan ke 2 (dua) atau mobil baru {baca : keluaran tahun terbaru} yang dimana harga nya sudah dapat dipastikan akan turun nantinya saat di jual ataupun tidak di jual ?. Namun kamu takut membeli saham – saham yang sudah jelas “murah” dan ketika nantinya kamu berniat menjualnya ataupun tidak menjualnya harga nya masih ada potensi lebih mahal daripada saat harga pertama kali kamu membelinya ?“.

Tahukah Anda bagaimana jawaban mereka ?.

Yups, tepat sekali. Sebagian besar dari mereka menjawab “oooh… iya ya… begitu ya… bener juga ?”.

Jika Anda suatu saat tidak sengaja ketemu penulis saat jalan – jalan di mall, toko buku atau suatu tempat {Catatan : biasanya penulis lebih suka jalan – jalan ke mall atau toko buku meski pun disana lebih banyak lihat – lihat saja atau sambil lihat aktivitas orang – orang yang berada di mall sembari berpikir bahwa betapa bahagianya penulis yang saat ini sebagai full time Value Investor yang mempunyai banyak waktu serta banyak peluang menumbuhkan asset di pasar modal saham, biasanya penulis sambil minum teh poci atau teh gopek yang tentu harga nya lebih ekonomis di kantong penulis ketimbang harus beli minuman di lokasi Cinema atau minuman kopi atau teh yang harga nya bisa 1 (satu) lembar uang IDR warna merah atau biru atau biasa disebut uang 100K dan 50K} maka jangan heran jika penulis mengenakan kaos hitam yang lebih tepat disebut kaos oblong.

Tidak ada yang aneh memang, namun jika Anda bertemu penulis 2 kali atau mungkin 5 kali maka baru Anda akan merasa sedikit “aneh” karena dapat dipastikan penulis akan mengenakan kaos yang sama {baca : kaos oblong warna hitam yang sebenarnya lebih cocok digunakan sebagai kaos dalam}.

( Kaos polos yang biasa / sering / selalu dikenakan penulis hampir di setiap kegiatan )

Kenapa begitu ? Kaos nya tidak ganti Pak ?”.

Jawabannya sederhana, karena penulis lebih memilih kenyamanan dan tentunya “murah” {catatan : Anda tidak harus mengenakan kaos seperti penulis juga}. Penulis punya sekitar 20 kaos oblong warna hitam yang dibeli di pusat grosir. Harganya tentu dibawah harga market {pasar}. Biasanya kaos tersebut dijual dikisaran harga 45K hingga 55K, namun penulis mendapatkan di bawah harga pasar yaitu 32K. Bagaimana ? Undervalue kah ? Tentu saja.

Lalu apa kaitannya dengan saham ?.

Penulis dalam kehidupan sehari – hari selalu dan harus menerapkan mindset seorang value investor dimana sebisa mungkin mendapatkan suatu manfaat atau nilai dengan harga yang lebih murah daripada harga wajarnya atau harga pasarnya.

Penulis tidak tahu apakah para value investor lain juga melakukan hal yang sama ?.

But, penulis yakin jika kita menerapkan mindset value investing di kehidupan sehari – hari maka bisa dipastikan itu akan menjadi kebiasaan hingga berinvestasi di pasar modal saham sekalipun.

Tahukah Anda bahwa Warren Buffet masih menempati rumah lamanya yang harganya {setidaknya} dibawah 500 juta IDR ?.

 

( Warren Buffet di rumah lamanya – TV dibelakangnya masih model lama )

Bandingkan dengan total assetnya. Asset Warren Buffet saat ini sekitar US$ 80,2 miliar atau 1.000 triliun IDR (kurs 13,000 IDR) lalu dibandingkan dengan harga rumah lamanya yang berkisar 500 juta IDR, maka berapa persen dari total kekayaan nya ? hanya 0,0000005. Jadi berapa persen itu ?. Silahkan hitung sendiri 😀

Jadi, dapat dipastikan seberapa sederhanakah gaya hidup Warren Buffet ?.

Okey, adakah value investor lain yang seperti {baca : memiliki gaya hidup super sederhana} opa WarrenBuffet ?.

Ada, yaitu Bill Gates (Boss Microsoft) dan juga Mark Zuckerberg (Boss Facebook).

Keduanya disebut value investor karena memang keduanya juga memiliki saham perusahaan yang nilainya terus tumbuh hingga kini. Bahkan saham facebook yang naik pesat hingga kini Mark Zuckerberg memiliki sekitar 930 triliun IDR di saham facebook.

Lalu kenapa Mark Zuckerberg disebut sebagai value investor ?.

Selain karena memiliki saham facebook yang terus naik dan tetap dipegangnya hingga saat ini {baca : tahun 2017}. Mark Zuckerberg juga terbilang sederhana dalam kehidupan kesehariannya.

 

( Mark Zuckerberg dengan kaos polos yang selalu suka / sering dikenakannya )

 

Okey, lanjut ke cerita penulis.

Beberapa member atau anggota BullRecommend yang telah sempat konsultasi private {Private Consulting} atau sekedar ngobrol – ngobrol ringan soal saham sambil makan di luar ataupun di hotel pasti sudah tahu bagaimana fashion style “cuek” penulis.

Bukan karena apa atau kenapa. Karena alasan nilai manfaat dan harga ekonomis lebih utama bagi penulis daripada merk dan harga mahal {ego}.

Penulis lebih berminat atau lebih suka memilih saham mana yang kinerjanya menarik dan undervalue ketimbang harus menghabiskan energi untuk mengambil keputusan kecil guna memilih warna baju atau model baju apa yang cocok dikenakan disetiap hari yang berbeda dan selain itu penulis sendiri juga tidak tahu soal fashion.

{catatan : saat Mark Zuckerberg ditanyai kenapa dia memakai kaos yang sama di setiap hari. Mark. Z. menilai bahwa keputusan kecil seperti memilih apa yang akan dikenakan atau apa yang harus dimakan untuk sarapan bisa melelahkan dan membuang energi. Maka dari itu Mark Z. tidak ingin membuang waktunya untuk hal – hal seperti itu. Selain itu, dia juga menambahkan bahwa dia berada di posisi yang beruntung dimana dia bangun setiap hari dan membantu melayani lebih dari satu miliar orang. Dia merasa tidak bekerja jika dia menghabiskan energi dan waktu hanya untuk hal – hal yang konyol mengenai hidupnya. Mark Z. bahkan menunjukkan sejumlah orang berpengaruh lainnya seperti Steve Jobs (pendiri Apple) memiliki teori yang sama berkaitan dengan pemilihan pakaian mereka}

[Penulis bisa melihat bahwa mereka (para Value Investor) ini tidak hanya melihat valuasi dari suatu “Harga” namun juga melihat bahwa waktu pun penting sekali bagi mereka dan itu lah seorang Value Investor. Bahwa waktu adalah bukan hanya sekedar uang namun lebih dari itu nilainya sehingga waktu untuk sekedar memutuskan keputusan kecil perlu di atur harus bagaimana]

Lanjut ke cerita penulis :
Penulis memang sengaja memilih satu warna kaos dan bahan yang sudah teruji kenyamanan serta harganya yang dibawah harga pasar atau wajarnya.

Maaf, kecuali saham maka penulis tentu terkadang memilih saham perusahaan yang “ber-merk” terkenal atau bisa disebut “RAJA” di bidang industri nya dan tentunya di harga yang murah atau ter-diskon {baca : undervalue} .

Yups, sama seperti ketika penulis memilih saham ERAA {Anda bisa baca hasil analisis saham ERAA disini}, yang dimana merupakan perusahaan terbesar di bidang industrinya sebagai distributor perangkat smartphone atau IoT kelas wahid di Indonesia.

Selain itu saham – saham yang merupakan “RAJA” dibidang industrinya dan saat di-reminder kan oleh penulis harga sahamnya masih murah adalah saham INDS {catatan : Anda bisa lihat hasil analisis saham INDS disini}, saham INKP {Catatan : sengaja hasil analisis saham INKP belum penulis publish via website untuk kepentingan member BullRecommend. Penulis telah mempublishnya via Telegram BullRecommend}, saham INDY {Catatan : Anda bisa lihat hasil analisis saham INDY disini} dan beberapa saham – saham yang bisa disebut “RAJA” dibidang industrinya masing – masing namun harga sahamnya masih murah.

Selanjutnya…

Apakah value investor bisa menikmati hidup dengan “cara” seperti itu ? {baca : hidup selalu ekonomis}.

Penulis sendiri tidak melulu terus minum teh poci atau teh gopek saat jalan – jalan di mall atau saat melakukan aktivitas lainnya {catatan : penulis belum menemukan teh murah dengan rasa enak di mall modern selain teh tersebut. Ingat, ini bukan iklan}.

Namun, dalam sebulan sekali atau dua kali terkadang penulis mampir untuk makan di resto dengan pelayanan hospitality tingkat premium dan makanan yang super lezat tentunya dimana ketika penulis duduk dan makan disitu rasanya seperti sangat nyaman dengan makanan super lezat.

Apakah hal ini sebanding dengan harga yang penulis keluarkan beserta nilai kelezatan makanan dan keramahan pelayanannya ?. Yups, tentu saja.

Selain itu apa ada lagi yang membuat nilai lebih besar daripada harga yang dikeluarkan ?. Tentu saja ada, karena penulis seringkali memanfaatkan promo diskon akhir pekan atau momment tertentu saat makan di resto tersebut.

Hal tersebut juga berlaku ketika penulis setiap beberapa kali dalam 1 (satu) kuartal menginap di hotel bintang 5 (lima) {catatan : terutama setelah penulis selesai menulis Ebook review atas LK Kuartalan dan tentunya untuk sekedar refreshing – diluar acara private consulting bersama member / anggota BullRecommend} di kelas Executive, Grand Suite ataupun President Suite namun memanfaatkan harga “momment” tertentu pastinya {catatan : saat weekend promo, atau special momment promo price}.

Nah, disinilah letak dari kebiasaan seorang value investor. Kita harus selalu upayakan mendapatkan nilai yang melebihi dari harga yang kita keluarkan.

Ingat kalimat ini : “Nilai adalah apa yang Anda peroleh. Sedangkan harga adalah apa yang Anda bayarkan“. Tahukah Anda siapa pencetus kalimat tersebut ?. Coba silahkan tebak sendiri 🙂

Artinya kata atau kalimat “undervalue” tidak hanya berlaku dalam suatu pembelian saham di pasar modal. Namun juga berlaku di kehidupan harian seorang Value Investor.

 

2. Sabar karena suatu “alasan” yang wajar.

Jika Anda ingin belajar menjadi value investor sejati dan berlatih mengembangkan mindset maka cobalah bergabung dengan situs bullrecommend.com yang didirikan oleh penulis.

Kenapa ?, karena hanya di sini {BullRecommend} Anda akan terus di reminder hingga hampir setiap hari untuk 1 (satu) saham yang sama namun dengan catatan bahwa harga sahamnya masih di batas harga layak akumulasi beli sesuai kaidah value investing.

Yups, coba lihat harga saham MBSS saat ini yang baru – baru ini sudah naik hampir 100% dalam 2 (dua) hari saja.

Penulis yakin Anda {baca : member / anggota BullRecommend} yang dulu bertanya soal “kenapa Saham MBSS ini di reminder terus tiap hari hingga mungkin Anda bosan saat harga sahamnya masih dibawah 340/share dan maksimal 380/share ?” (Catatan : di atas 380/share penulis sudah tidak me-reminder saham MBSS lagi untuk di akumulasi beli. Setidaknya sampai dengan saat ini).

Jawabannya adalah selama valuasi suatu saham masih di batas harga layak akumulasi beli maka ya sudah Just more accumulation and hold dan selain itu ada beberapa saham yang kurang likuid dan jika Anda ingin membelinya sebesar beberapa miliar IDR dalam satu hari kerja bursa tentu saja cukup sulit dan hampir tidak mungkin, oleh karena itu perlu akumulasi beli beberapa waktu dan selama itu diberikan harga yang “layak” maka ya sudah akumulasi beli dan hold saja dulu.

And…. Lihat apa yang terjadi saat ini di harga saham MBSS ?!. Yups ! Harga saham nya naik diatas 50% hanya dalam 2 (dua) hari saja atau dari tanggal 17 Oktober 2017 hingga 18 Oktober 2017.

{Silahkan lihat screenshot selama penulis me-reminder untuk akumulasi beli saham MBSS via Telegram BullRecommend yang hampir dapat dipastikan akan membuat para member / anggota BLS mungkin bosan namun penulis yakin untuk member / anggota BLS lama setidaknya yang telah JOIN sejak awal 2016 pasti dapat dipastikan sudah hafal benar “gaya” berinvestasi penulis seperti apa}.

( Screenshot reminder akumulasi beli saham MBSS – 31 Juli 2017 ; di harga <340/share )

( Screenshot reminder akumulasi beli saham MBSS – 19 september 2017 ; di harga <370/share )

( Alur akumulasi saham MBSS yang telah di-reminder via Telegram BLS )

Saat Anda berhasil akumulasi beli (katakanlah) beberapa miliar IDR, maka berapa floating profit Anda saat ini ?. Yups, penulis yakin setidaknya cukup untuk membeli keripik kentang dengan jumlah cukup banyak, apalagi kalau Anda beli teh gopek ataupun teh poci maka dapat dipastikan cukup untuk mandi pagi dan sore 😀 .

Kesabaran adalah salah satu nilai {prinsip} yang ada dalam mindset seorang Value Investor.

Pasar modal saham adalah tempat orang – orang yang tidak sabar memindahkan uang atau assetnya kepada orang – orang yang sabar“. Ingat soal kalimat tersebut dari siapa ? 🙂

Cerita soal suksesnya raihan profit dari hasil kesabaran akumulasi beli saham MBSS ini juga sama dengan kesabaran saat dulu penulis reminder akumulasi beli saham INDY {Anda bisa baca hasil analisisnya disini} hingga dapat dipastikan member / anggota BullRecommend banyak yang bosan ketika kala itu.

Penulis masih ingat saat itu saham INDY terus penulis reminder untuk akumulasi beli saat harga saham INDY masih di bawah harga 770/share. And… coba lihat berapa harga sahamnya saat ini ?!.

Yups, saham INDY naik lebih dari 210% {saat artikel ini ditulis harga saham INDY telah mencapai kisaran 2400/share}. Apakah kesabaran Anda sudah cukup terbayar ? Apakah Anda punya kesempatan untuk akumulasi beli saham INDY (katakanlah) hingga beberapa miliar IDR ? Dalam batas harga “layak” akumulasi beli sesuai kaidah value investing ?.

Jawabannya pasti tentu saja Iya ! (baca : kesabaran terbayar dengan profit jumbo, punya kesempatan akumulasi beli sebanyak – banyaknya saat itu dan pada harga yang ideal atau tentu undervalue).

( Screenshot akumulasi beli saham INDY (17 Mei 2017 ; 755/share) )

( Screenshot akumulasi beli saham INDY (26 Mei 2017 ; 760/share) )

( Screenshot akumulasi beli saham INDY (07 Juli 2017 ; 755/share) )

( Alur PLAN akumulasi saham INDY yang telah dilakukan )

Okey, cerita terkait saham INDY serta kesabaran ini tidak hanya sampai disini.

Penulis mempunyai salah satu member yang bernama Bapak Robert Budiarsa. Beliau ini membuat penulis salut dan entah apakah penulis kedepan bisa semulia beliau atau tidak namun yang membuat penulis kagum adalah Bapak Robert Budiarsa yang berprofesi sebagai dokter, berusia 66 tahun dan berdomisili di Jakarta ini memiliki niatan dari hasil profit nya di khusus kan untuk anaknya tercinta dan kesabaran Pak Budiarsa ini yang patut di acungi jempol sebagai Value Investor pemula (sebelumnya beliau trader).

Beliau selama memiliki saham INDY di harga average 700-an atau dibawah 800/share dalam jumlah cukup banyak di kala itu (baca : sementara beberapa orang sibuk, takut dan cemas ingin lepas – tangkap, lepas – tangkap saham INDY). Beliau dengan tenang dan tetap pada PLAN value investing hingga kini beliau sama sekali belum jual saham INDY ini. Itu artinya beliau masih floating profit sekitar 200% atau lebih dalam jumlah IDR yang juga cukup banyak.

( Screenshot WA dengan Bapak Budiarsa – September 2017 ; Floating Profit sekitar 90% )

( Oktober 2017 ; Floating Profit >200% – Informasi Ter-update yang diterima penulis )

( Screenshot WA dengan Bapak Budiarsa soal saham INKP beliau yang telah naik cukup tinggi )

Tidak hanya itu, beliau juga dengan sangat mantap mengikuti PLAN seperti yang telah penulis berikan reminder, respon konsultasi serta hasil analisisnya yaitu saham INKP {catatan : saat ini penulis sengaja belum merelease atau publish terkait saham INKP ini di website BullRecommend karena untuk kepentingan eksklusivitas member BullRecommend}.

Beliau melakukan akumulasi beli dalam jumlah yang cukup besar {catatan : beberapa ratus ribu lembar saham. Jumlah yang cukup besar sebagai seorang Value Investor pemula} juga di kisaran harga {sesuai harga “layak” akumulasi beli – sengaja tidak penulis sebut level harga sahamnya untuk kepentingan eksklusivitas member BLS} dan hingga saat ini beliau masih belum sama sekali menjualnya. Itu artinya beliau telah floating profit cukup besar.

Hebatnya dari hasil kesabaran beliau yang mengikuti PLAN – PLAN value investing yang telah diberikan penulis via Telegram bullrecommend.com ini, beliau berkeinginan akan memberikan hasil profit atau pertumbuhan asset nya untuk anak tercintanya.

Terlepas dari itu, beliau sempat mengajak penulis untuk makan malam di salah satu resto di Jakarta namun sayangnya penulis masih terkendala jadwal persiapan release analisis laporan keuangan kuartal 3 ; tahun 2017 ini.

 

3. Komitmen, konsisten dan disiplin

Jika Anda adalah member atau anggota BullRecommend setidaknya sejak akhir tahun 2016 lalu atau di awal – awal tahun 2017 maka dapat dipastikan Anda pasti ingat saat IHSG retracement cukup tajam di kisaran level 5,050 – 5,100 maka saat itu penulis memberikan reminder beberapa saham yang memiliki market capital besar namun masih memiliki kinerja yang menarik serta memiliki nilai intrinsik {catatan : tidak semua saham memiliki nilai intrinsik} seperti UNVR, BBRI serta JSMR.

( Screenshot reminder akum. beli saham BBRI & JSMR – 17 Maret 2017 ; di harga <12,600/share & <4,650/share )

( Alur akumulasi saham UNVR yang telah di-reminder via Telegram BLS )

 

( Alur akumulasi saham BBRI & JSMR yang telah di-reminder via Telegram BLS )

Namun, hanya beberapa waktu saja penulis melakukan reminder akumulasi beli di harga “layak” akumulasi beli pada saham – saham tersebut.

Selanjutnya sampai detik ini penulis belum atau tidak melakukan reminder akumulasi beli lagi selain just hold sejak awal tahun 2017.

Dapat dipastikan jika Anda {baca : member / anggota BullRecommend yang telah JOIN setidaknya sejak awal 2017 lalu} telah mengikuti PLAN untuk akumulasi saham – saham tersebut maka saat ini Anda setidaknya telah floating profit lebih dari 30% jika Anda masih melakukan HOLD.

Tidak hanya itu, mengingat saham – saham tersebut {baca : saham UNVR, BBRI dan JSMR} adalah saham yang berkapitalisasi besar maka bukan tidak mungkin saat akumulasi beli itu Anda bisa melakukan nya hingga berjumlah beberapa puluh miliar IDR.

Kenapa hal ini dilakukan oleh penulis ?

Yups, karena tidak semua saham ideal untuk di akumulasi beli di all momment of IHSG. Artinya saham – saham seperti ini {BBRI, UNVR dan JSMR atau sejenisnya} akan sangat ideal di akumulasi beli jika dan hanya jika IHSG mengalami retracement ekstrem atau tajam.

Itulah hasil dari sebuah komitmen, konsistensi dan disiplin.

Dimana penulis sendiri harus komitmen untuk hanya melakukan reminder akumulasi beli saham tertentu {catatan : utamanya saham yang memiliki market capital besar serta kinerja menarik dan memiliki nilai intrinsik} saat waktunya tepat.

Penulis juga harus konsisten menerapkan strategi ini untuk selanjutnya serta penulis harus disiplin dengan batasan harga layak akumulasi beli sesuai kaidah value investing.

Jika saat ini {catatan : IHSG di kisaran level harga 5,900-an} Anda baru melakukan akumulasi beli maka seharusnya ini sama sekali tidak ideal. Ringkasnya jika Anda dulu telah melakukan akumulasi beli saham – saham yang penulisan sebutkan tadi dan masih Anda hold atau simpan dalam portofolio Anda maka itu adalah keputusan yang tepat sebagai seorang value investor.

Namun penulis tidak tahu kenapa jika saat ini {baca : saat IHSG telah menginjak level 5900-an atau posisi di atas puncak setidaknya untuk saat ini} masih juga ada yang {mungkin} baru melakukan akumulasi beli saham yang idealnya atau cocoknya dibeli saat IHSG retracement ekstrem.

Sekarang Anda tahu kenapa beberapa saham yang beberapa waktu lalu pernah penulis reminder kan dan setelahnya tidak penulis ulang untuk reminder beli lagi untuk saat ini?. Yups, karena seorang value investor harus disiplin pada harga “murah” dan tentunya pantang panic buying ataupun panic selling.

 

4. “Tutup pintu, Tutup jendela dan Tutup mata”

Nah, penulis seringkali mendapatkan pertanyaan dari beberapa Anggota atau member BullRecommend sesaat ketika muncul NEWS atau berita baru terkait saham yang mereka pegang atau miliki dan tentunya saham – saham member BullRecommend adalah kebanyakan saham dari list atau daftar pilihan saham yang penulis info kan via Telegram BullRecommend Limited Seat.

Salah satu contoh nyata yang telah penulis alami yaitu pertanyaan terkait saham INKP atau PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk. dimana beberapa member BullRecommend bertanya “Pak, barusan ada NEWS beredar soal unjuk rasa di pabrik INKP lokasi Riau. Kabarnya masalah pencemaran lingkungan. Waduh, jelek donk Pak buat harga saham INKP ? Bakal pengaruh ke kinerjanya ya Pak ? Harga sahamnya bakal anjlok ya ? And bla … bla… bla… “.

Intinya muncul pertanyaan yang mengandung makna kawatir soal adanya NEWS negatif dan sebaliknya suka muncul pernyataan optimis saat NEWS positif muncul.

Lalu, bagaimana seharusnya sebagai Value Investor ?.

Yups, tentu saja “Tutup Pintu, Tutup Jendela dan Tutup Mata”. Maksud penulis adalah jangan langsung mentah – mentah menelan sebuah kabar ataupun berita / NEWS.

Saat itu penulis langsung mengerutkan dahi yang artinya berpikir untuk tidak langsung percaya. Kenapa ?, Karena sebelum melakukan untuk membeli suatu saham maka penulis selalu melakukan analisis detail mulai dari kinerja keuangan, manajemen perusahaan, industri bisnis perusahaan, bagaimana GCG termasuk kepatuhan terhadap lingkungan dekat perusahaan dan sebagainya.

Sehingga ketika beberapa member / anggota BullRecommend bertanya tentang kekhawatirannya mengenai pencemaran lingkungan oleh INKP, penulis langsung check secara cepat laporan tahunan dan laporan terkait dan serta historis perusahaannya.

Akhirnya penulis mengatakan kepada member / anggota BullRecommend bahwa itu adalah NEWS atau berita yang tidak signifikan atau dengan kata lain berita lama atau kabar burung yang sengaja dihembuskan untuk suatu kepentingan tertentu.

And… esok harinya dari kabar berita tersebut ditanggapi pihak perusahaan INKP bahwa perusahaan tidak ada masalah dengan pencemaran lingkungan dan justu taat akan lingkungan sekitar sesuai ISO terkait lingkungan.

( Screenshot INKP – Klarifikasi atas Pemberitaan di Media Masa ; via Website IDX )

Tentu saja setelah itu esok harinya harga saham INKP melonjak lanjut naik. Setelah sedikit terjadi panic selling.

Dari sini penulis bisa katakan bahwa mengutamakan informasi resmi jauh lebih penting ketimbang langsung menelan kabar mentah. Penulis sering melihat kabar langsung dari situs resmi IDX atau BEI dan juga website perusahaan.

 

5. “Cintai” saham yang Anda pilih, beli dan miliki.

Tahukah Anda siapapun bisa menjadi seorang Value Investor tanpa memiliki gelar profesi khusus sekalipun ?.

Yups, penulis tidak asal ngomong. Tapi coba Anda perhatikan kisah legendaris value investor si opa Warren Buffet. Dimana ketika pertama kali dia membeli saham saat usianya 11 tahun.

Waktu itu si opa Warren Buffet membeli saham pertamanya yaitu saham cities services. Jika Anda berkata saat di usia 11 tahun tersebut beliau sudah memiliki gelar di bidang ekonomi atau politik atau apapun itu maka tentu saja Anda salah.

Ya jelas, waktu itu si Opa Warren Buffet masih cukup remaja. Lantas bagaimana beliau sukses sebagai value investor ?.

Singkat cerita, mulai remaja hingga dewasa Opa Warren Buffet banyak belajar bagaimana menumbuhkan asset atau memutar asset nya sehingga bisa menjadi lebih banyak. Dimulai dari sebagai loper koran dan usaha apapun.

Hebatnya setelah beliau mempelajari ilmu sang guru yaitu Benjamin Graham maka si Opa Warren Buffet menerapkannya dengan sempurna.

Salah satunya adalah berinvestasi atau membeli saham perusahaan yang bidang industrinya dia minati, kuasai dan fokus pada produk yang dihasilkan atau produknya dia sukai bahkan digunakan.

Ingat, Warren Buffet membeli saham perusahaan coca – cola terlebih karena beliau suka produknya atau menyukai produknya sehingga secara tidak langsung beliau tentu menyukai untuk memiliki saham perusahaannya.

( Warren Buffet & Coca – Cola )

Dan… karena hasil dari investasi di saham perusahaan yang produknya beliau sukai sehingga saat ini menjadikan beliau sukses sebagai value investor.

Sekitar pertengahan tahun lalu atau tepatnya tahun 2016. Penulis sempat menemukan saham di bidang petrokimia dengan kode saham TPIA. Saat itu harga sahamnya tepat masih di 4000/share.

Singkat cerita setelah penulis baca – baca laporan tahunan, laporan keuangan, lini bisnis perusahaan, proses produksi produk petrokimia hingga melihat gambaran pabrik – pabriknya. Penulis berpikir mulai “suka” dengan saham TPIA ini di saat waktu itu harga sahamnya masih 4000/share pertengahan 2016.

Lalu, apa yang dilakukan penulis ?. Yups, saking suka nya dengan perusahaan TPIA ini. Penulis sampai mendownload gambar – gambar pabrik serta apapun yang terkait dengan bisnis TPIA ini hampir.

 

6. Pastikan “nyaman” dengan saham yang Anda miliki.

{Cooming Soon}

To be continued …

 

Jika Anda cocok dengan Value Investing ala BullRecommend dan ingin mendapatkan hasil analisis BullRecommend LS lengkap untuk saham – saham berpotensi, silahkan JOIN dengan BullRecommend LS. Klik REGISTRASI —> (di sini)

Anda akan mendapatkan berbagai fasilitas berikut, Klik —> (di sini)

Beberapa Charting TrendFollower NOT SwingTrading bisa Anda lihat disini : Klik —> (di sini)

Apakah Anda cocok dengan Value Investing BLS ?. Klik —> (di sini)

Apa itu Value Investing BullRecommend ?. Klik —> (di sini)

Profil dari BullRecommend. Klik —> (di sini)

Value Investing Indonesia BullRecommend !

NB : Beberapa sumber(Berita Terkait) diolah dari berbagai media.