INDY supercycle komoditas khususnya BATUBARA, bagaimana “respon” saham Indika Energy di tahun 2021 ?
Emiten : Saham INDY – PT. Indika Energy Tbk.
Harga Saham (saat publish/posting) : IDR 2,150/lembar
Level IHSG (saat publish/posting) : 6,475 – Oktober 2021
PT. Indika Energy Tbk. atau INDY merupakan perusahaan yang bergerak di bidang / sektor sumber daya energi, jasa energi dan infrastruktur energy, dimana portofolio usaha yang dimiliki emiten INDY mampu menyediakan produk dan layanan yang saling melengkapi baik untuk pelanggan domestik maupun internasional, serta memungkinkan emiten INDY memanfaatkan peluang – peluang pertumbuhan di berbagai sektor energi di Indonesia. Perlu diketahui bahwa, PT. Indika Energy Tbk. atau emiten INDY merupakan pemilik tambang batu bara terbesar nomor tiga di Indonesia.
INDY adalah saham perusahaan batubara yang IPO tahun 2008 pada harga listing IDR 2,950/share, dimana emiten INDY pernah mencapai harga per lembar sahamnya hingga (hampir) IDR 5,000/lbr di tahun 2011 tepat pada saat harga batubara dunia mencapai US$120 PMT & lebih dari IDR 4,500/lbr di tahun 2018 tepat pada saat harga batubara dunia mencapai US$100 PMT, hingga juga pernah merosot sampai kisaran IDR 110/share di tahun 2016 tepat pada saat harga batubara dunia anjlok di kisaran US$ 49 PMT. Fakta berdasarkan data historis menunjukkan bahwa performa dari emiten INDY ini sangat similar atau serupa dengan perkembangan dari harga komoditas batubara dunia dimana hal ini sebenarnya sangat wajar mengingat bisnis produk terbesar INDY adalah batubara.
Perkembangan harga komoditas batubara dunia beberapa waktu ini, sempat menunjukkan kenaikan sejak pertengahan tahun 2020 hingga pasca pertengahan tahun 2021, dimana atas kenaikan harga komoditas batubara tersebut tidak butuh waktu lama “diikuti” dengan kenaikan performa emiten INDY sejak pertengahan tahun 2021. Tentu saja data historis selama beberapa tahun lalu bisa menjadi acuan yang cukup relevan hingga nanti harga komoditas batubara dunia konsisten / stabil kembali pulih atau terus menanjak dan tentu saja bukan tidak mungkin performa atau kinerja emiten INDY kembali / konsisten membaik termasuk harga saham INDY itu sendiri (akan mengikuti perkembangan performa dan harga komoditas batubara).
Perkembangan terkini (beberapa poin menarik) :
- Emiten / saham INDY mencatatkan kenaikan harga jual rata – rata atau average selling price (ASP) melalui dua anak usahanya, PT. Kideco Jaya Agung (Kideco) dan PT. Multi Tambangjaya Utama (MUTU), dimana Kideco mencatatkan kenaikan ASP sebesar 21,9% dari US$ 39,8/ton menjadi US$ 48,6/ton pada 2Q21/1H21 dan MUTU mencatatkan kenaikan ASP sebesar 30,4% dari US$ 63,1/ton menjadi US$ 82,3/ton. Tentu saja kenaikan ASP emiten INDY tersebut menarik karena mampu mencatatkan kenaikan pendapatan.
- Emiten / saham INDY meningkatkan target produksi batu bara di tahun ini sebesar 18,79% dari target produksi batu bara tahun 2021 dari 31,4 juta ton menjadi 37,3 juta ton. Tentu saja meningkatnya target produksi batubara ditengah naiknya harga komoditas batubara bisa menjadi kontribusi peningkatan pendapatan hingga laba yang menarik.
- Emiten / saham INDY saat ini masih dominan memiliki bisnis inti batubara, artinya kenaikan harga komoditas batubara yang sempat mencapai US$ 180/MT per September 2021 tentu [masih akan] berpengaruh signifikan pada performa fundamental perusahaan setidaknya dalam jangka waktu beberapa waktu kedepan selama harga komoditas batubara stabil / naik dikisaran ideal. Namun, kedepan (tahun 2025) pendapatan emiten INDY juga akan di kontribusi dari non – batubara, diantaranya (beberapa telah beroperasi) yakni Interport – penyimpanan bahan bakar, NUSANTARA resources limited – investasi tambang emas / investasi proyek emas Awak Mas, Interport – operator pelabuhan Patimban, EMiTS – energi terbarukan (tenaga surya, kendaraan listrik dan hutan tanaman industri).
Faktor terkait :
Grafik harga BatuBara – Oktober 2021 (source : id.tradingeconomics.com)
Saat ini (pasca pertengahan tahun 2021) sebagian besar harga komoditas dunia termasuk harga komoditas batubara mengalami Supercycle Komoditas atau kenaikan harga komoditas hingga ATH (All Time High) atau setidaknya tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Tentu saja beberapa faktor tersebut bisa berdampak / berpengaruh “mendorong” utamanya pada bisnis yang terkait dengan batubara.
Perkembangan harga batubara dunia tergantung pada pasokan batubara dunia dan permintaan akan batubara di seluruh dunia, dimana saat review ini ditulis harga komoditas batubara dunia telah menunjukkan kenaikan tertinggi >10 tahun terakhir dimana sempat hampir menyentuh di kisaran US$ 180 PMT – per September 2021, setidaknya jauh di atas kisaran > US$ 85 PMT setelah sempat menyentuh rekor harga terendah sejak tahun 2016 lalu yaitu kisaran US$ 50,50 PMT. Penurunan harga batubara yang sempat terjadi di tahun 2020 lalu disebabkan oleh pemintaan batubara dunia yang menurun akibat (sejak) pandemi COVID-19 terjadi, dimana China dan India sebagai negara pengimpor batubara terbesar di dunia menjadi cenderung melakukan pengetatan impor ditambah pandemi COVID-19 yang terjadi hingga hampir seluruh Negara dunia melakukan lockdown termasuk China dan India membuat cadangan batubara kedua negara tersebut masih melimpah sehingga kebutuhan impor batubara menjadi menurun drastis. Diluar soal pasokan dan permintaan komoditas batubara, tren penurunan harga minyak mentah dunia yang terpengaruh dari konflik perang dagang antara AS dan China juga ikut menyeret penurunan harga komoditas batubara ditambah lagi ancaman resesi yang menambah dampak negatif bagi harga batubara dunia.
Fundamental :
Penulis menilai, saat review ini ditulis valuasi saham INDY memang masih belum bisa dinilai undervalue ditunjukkan dengan tingkat PER INDY 8,68x dan tingkat PBV INDY 0,72x vs tingkat ROE INDY 8,25% di level harga 1390/share, namun demikian dengan mempertimbangkan potensi dari kenaikan harga komoditas batubara saat ini yang telah mencapai >US$ 85/MT atau sempat hampir menyentuh kisaran US$ 180/MT – per September 2021 serta hasil LK emiten INDY kuartal 2Q21/1H21 yang menunjukkan adanya pemulihan / recovery signifikan maka valuasi saham INDY masih layak untuk di “toleransi” setidaknya sambil memperhatikan hasil LK kuartalan selanjutnya … [uraian lengkap pada poin ini hanya tersedia pada review versi lengkapnya di Ebook Kuartalan]
Berdasarkan LK emiten INDY kuartal 2Q21/1H21, PT. Indika Energy Tbk. menunjukkan performa atau kinerja yang bisa dinilai MENARIK, … [uraian lengkap pada poin ini hanya tersedia pada review versi lengkapnya di Ebook Kuartalan]
Sejauh ini berdasarkan catatan – catatan INDY tersebut, apakah potensi INDY bisa dinilai menarik terlebih saat Komoditas mulai masuk periode Supercycle ?
Review secara sederhana, singkat, relevan, logis dan obyektif di atas Penulis pikir cukup menjelaskan secara prudent dan konservatif mengenai saham INDY setidaknya untuk saat ini. But, dari beberapa poin yang terpenuhi di atas maka poin terpenting selanjutnya terkait “Tindakan yang ideal untuk dilakukan selanjutnya Pada Saham INDY” berdasarkan pada laporan keuangan tentu diuraikan lebih detail hanya pada review versi lengkapnya di Ebook Kuartalan.
Emiten : Saham INDY – PT. Indika Energy Tbk.
Rating Fundamental — — (saat review) : Menarik / Biasa Saja / Buruk
Pada Harga IDR 1,385/lembar, Rating Valuasi Saham INDY : C (Hampir Wajar)
Pada Harga IDR 1,385/lembar, Margin to Fair Saham INDY : + 65%
“Successful Investing Takes Time, Discipline and Patience”
** Warren Buffet **
Rating Valuasi Saham : A (Sangat Murah), B (Murah), C (Hampir Wajar), D (Wajar), E (Hampir Mahal).
Rating Valuasi Saham mempertimbangkan : PBV, PER, ROE, DER, QV (Qualitative Value), RR (Risk Rate) dan HSP (Historis Stock Price) pada saat penilaian atau pengukuran Rating Valuasi Saham tersebut.
Kenapa analisis dalam kaidah value investing sangat penting ?. Karena hal ini menjadi acuan utama atas keputusan penting dalam membeli suatu saham.
Jika nanti harga suatu saham yang telah memenuhi kriteria saham Value Investing (pada Harga BELI tertentu) ini nantinya mungkin terjadi retracement atau penurunan tajam, sebagai value investor hal ini di pandang sebagai bentuk moment “Salah Harga” dan tentu nya dapat dilakukan kesempatan untuk melakukan aksi BELI dan bukan hanya BINGUNG, GALAU ataupun PANIK mengikuti kata pelaku pasar yang tidak memiliki “acuan hasil analisis komprehensif” dalam pengambilan keputusan untuk BELI suatu saham yang memang MENARIK.
Share hasil analisis beberapa saham terbaik (Sesuai kaidah Value Investing) di website andrianoktianto.com baru Kami lakukan terbatas. Hal ini untuk menjaga Ekslusivitas Anggota / Member andrianoktianto.com.
Temukan hasil review saham – saham pilihan selanjutnya hanya dengan registrasi atau join membership andrianoktianto.com (klik disini) dan dapatkan review lengkap saham – saham pilihan di Ebook Kuartalan andrianoktianto.com sesuai kaidah Value Investing – Warren Buffet / Benjamin Graham (klik disini).
TagLine : value investing indonesia andrianoktianto.com // value investing saham // investasi saham pemula // investasi saham berpengalaman // value investor Indonesia // metode value investing // saham value investing indonesia