INDY supercycle komoditas khususnya BATUBARA hingga ekspansi strategis di bisnis Non-Batubara, bagaimana “respon” saham Indika Energy di tahun 2022 ? – LANJUTAN
Emiten : Saham INDY – PT. Indika Energy Tbk.
Harga Saham (saat publish/posting) : IDR 3170/lembar
Level IHSG (saat publish/posting) : 6,831 – Oktober 2022
PT. Indika Energy Tbk. atau INDY merupakan perusahaan yang bergerak di bidang / sektor sumber daya energi, jasa energi dan infrastruktur energy, dimana portofolio usaha yang dimiliki emiten INDY mampu menyediakan produk dan layanan yang saling melengkapi baik untuk pelanggan domestik maupun internasional, serta memungkinkan emiten INDY memanfaatkan peluang – peluang pertumbuhan di berbagai sektor energi di Indonesia. Perlu diketahui bahwa, PT. Indika Energy Tbk. atau emiten INDY merupakan pemilik tambang batu bara terbesar nomor tiga di Indonesia.
INDY adalah saham perusahaan batubara yang IPO tahun 2008 pada harga listing IDR 2,950/share, dimana emiten INDY pernah mencapai harga per lembar sahamnya hingga (hampir) IDR 5,000/lbr di tahun 2011 tepat pada saat harga batubara dunia mencapai US$120 PMT & lebih dari IDR 4,500/lbr di tahun 2018 tepat pada saat harga batubara dunia mencapai US$100 PMT, hingga juga pernah merosot sampai kisaran IDR 110/share di tahun 2016 tepat pada saat harga batubara dunia anjlok di kisaran US$ 49 PMT. Fakta berdasarkan data historis menunjukkan bahwa performa dari emiten INDY ini sangat similar atau serupa dengan perkembangan dari harga komoditas batubara dunia dimana hal ini sebenarnya sangat wajar mengingat bisnis produk terbesar INDY adalah batubara.
Perkembangan harga komoditas batubara dunia beberapa waktu ini, telah menunjukkan kenaikan signifikan sejak pertengahan tahun 2020 hingga kuartal 4Q21 sebelum akhirnya mengalami penurunan signifikan menjelang akhir tahun 2021, namun akhirnya harga komoditas batubara dunia mampu kembali naik di awal – awal tahun 2022 hingga saat review ini ditulis, dimana atas kenaikan harga komoditas batubara tersebut tidak butuh waktu lama “diikuti” dengan kenaikan performa emiten INDY sejak pertengahan tahun 2021. Tentu saja data historis selama beberapa tahun lalu bisa menjadi acuan yang cukup relevan hingga nanti harga komoditas batubara dunia konsisten atau stabil atau terus menanjak dan tentu saja berdasarkan historisnya performa atau kinerja emiten INDY termasuk harga saham INDY akan mengikuti perkembangan performa dan harga komoditas batubara (selama fokus utama emiten INDY masih dominan pada komoditas batubara).
Perkembangan terkini (beberapa poin menarik) :
- Emiten / saham INDY di tahun 2022 mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) hingga US$ 193 juta yang mayoritas akan digunakan untuk anak usaha INDY, yakni PT. Petrosea Tbk. atau emiten PTRO dan untuk Masmindo Dwi Area (pertambangan emas) serta bisnis emiten INDY di segmen energi baru terbarukan (EBT), yakni Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS) di segmen energi surya dan PT. Electra Mobilitas Indonesia (EMI) di segmen kendaraan listrik.
- Emiten / saham INDY di tahun 2022 mendirikan anak perusahaan dengan nama PT. Solusi Mobilitas Indonesia (SMI), dimana emiten INDY memiliki 99,998% saham Solusi Mobilitas Indonesia atau senilai IDR 49,99 miliar, sisanya dimiliki oleh Indika Energy Infrastructure sebesar 0,002% atau senilai IDR 1 juta. Menariknya, penyertaan saham Indika Energy pada SMI merupakan langkah ekspansi usaha emiten INDY ke sektor kendaraan listrik di Indonesia.
- Emiten / saham INDY di tahun 2022 memperoleh suntikan modal dari (dua perusahaan venture capital terkemuka) Alpha JWC Ventures dan Horizons Ventures, senilai US$ 7,5 juta atau setara IDR 109 miliar untuk pengembangan industri motor listrik. Dimana hasil dari kerja sama tersebut berupa pembentukan perusahaan baru bernama PT. Ilectra Motor Group (IMG), yang mana PT. IMG mayoritas dimiliki emiten INDY sebesar 78,6% dan 21,4% sisanya dimiliki Alpha JWC dan Horizons Ventures dengan total nilai investasi sebesar US$ 15 juta.
- Emiten / saham INDY di sepanjang kuartal 2Q22/1H22 mencatatkan volume penjualan batu bara yang mayoritas disalurkan untuk ekspor sebanyak 5,4 juta ton dan untuk pasar domestik 2,6 juta ton. Hasil volume penjualan batu bara oleh emiten INDY tersebut tentu saja menarik, terlebih Perang antara Rusia dan Ukraina membawa aliran permintaan batu bara (sebagai bahan bakar) dari Eropa ke Indonesia.
- Emiten / saham INDY di tahun 2022 melalui PT. Mitra Motor Group (anak usaha emiten INDY) mendirikan perusahaan patungan dengan Foxteq Singapore Pte. bernama PT. Foxconn Indika Motor, dimana PT. Mitra Motor Group memiliki 60% saham dan sisanya dimiliki oleh Foxconn 40% saham. Foxconn Indika Motor akan melakukan bisnis manufaktur kendaraan bermotor roda empat atau lebih, manufaktur batu baterai dan jasa konsultasi manajemen.
- Emiten / saham INDY di tahun 2022 melalui PT. Indika Mineral Investindo / IMI (anak usaha emiten INDY) telah menyelesaikan akuisisi 100% saham di PT. Perkasa Investama Mineral (PIM) dengan nilai transaksi sebesar US$ 5 juta atau IDR 74,89 miliar, dimana PIM memiliki dua anak perusahaan, yaitu PT. Mekko Metal Mining yang bergerak di bidang usaha pertambangan bijih bauksit dan PT. Perkasa Alumina Indonesia yang bergerak di bidang usaha industri pembuatan logam dasar bukan besi (smelter). Menariknya, aksi korporasi akuisisi oleh emiten INDY tersebut merupakan salah satu langkah ekspansi usaha emiten INDY (secara GRUP) ke sektor non-batu bara, khususnya mineral bauksit.
Faktor terkait :
Saat ini (sejak pertengahan tahun 2021 – pasca pertengahan tahun 2022) sebagian besar harga komoditas dunia termasuk harga komoditas batubara mengalami Supercycle Komoditas atau kenaikan harga komoditas hingga ATH (All Time High) atau setidaknya tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Tentu saja beberapa faktor tersebut bisa berdampak / berpengaruh “mendorong” utamanya pada bisnis yang terkait dengan batubara.
Perkembangan harga batubara dunia tergantung pada pasokan batubara dunia dan permintaan akan batubara di seluruh dunia, dimana saat review ini ditulis harga komoditas batubara dunia telah menunjukkan kenaikan tertinggi >10 tahun terakhir dimana sempat menyentuh di kisaran US$ 457 PMT ! – per September 2022, setidaknya jauh di atas kisaran > US$ 85 PMT setelah sempat menyentuh rekor harga terendah sejak tahun 2016 lalu yaitu kisaran US$ 50,50 PMT.
Sejak invasi Rusia ke Ukraina, selain terjadinya peningkatan minyak dan gas, harga batubara juga melonjak. Terkait dengan persoalan invasi Rusia ke Ukraina, Uni Eropa akan menghentikan impor batubara dari Rusia secara bertahap, terkait pembatasan impor batubara tersebut maka bisa dinilai industri batubara Indonesia (secara otomatis) akan diuntungkan.
Fundamental :
Penulis menilai, saat review ini ditulis valuasi saham INDY telah atau masih undervalue ditunjukkan dengan tingkat PER INDY 2,07x dan tingkat PBV INDY 0,97x vs tingkat ROE INDY 46,81% di level harga 2730/share. … [uraian lengkap pada poin ini hanya tersedia pada review versi lengkapnya di Ebook Kuartalan].
Berdasarkan LK emiten INDY kuartal 2Q22/1H22, PT. Indika Energy Tbk. menunjukkan performa atau kinerja yang bisa dinilai MENARIK, … [uraian lengkap pada poin ini hanya tersedia pada review versi lengkapnya di Ebook Kuartalan].
Sejauh ini berdasarkan catatan – catatan INDY tersebut, apakah potensi INDY bisa dinilai menarik terlebih saat Komoditas telah masuk periode Supercycle serta langkah ekspansi strategis di bisnis Non-Batubara ?
Review secara sederhana, singkat, relevan, logis dan obyektif di atas Penulis pikir cukup menjelaskan secara prudent dan konservatif mengenai saham INDY setidaknya untuk saat ini. But, dari beberapa poin yang terpenuhi di atas maka poin terpenting selanjutnya terkait “Tindakan yang ideal untuk dilakukan selanjutnya Pada Saham INDY” berdasarkan pada laporan keuangan tentu diuraikan lebih detail hanya pada review versi lengkapnya di Ebook Kuartalan.
Emiten : Saham INDY – PT. Indika Energy Tbk.
Rating Fundamental — — (saat review) : Menarik
Pada Harga IDR 2730/lembar, Rating Valuasi Saham INDY : B (Murah)
Pada Harga IDR 2730/lembar, Margin to Fair Saham INDY : + 50%
“Successful Investing Takes Time, Discipline and Patience”
** Warren Buffet **
Rating Valuasi Saham : A (Sangat Murah), B (Murah), C (Hampir Wajar), D (Wajar), E (Hampir Mahal).
Rating Valuasi Saham mempertimbangkan : PBV, PER, ROE, DER, QV (Qualitative Value), RR (Risk Rate) dan HSP (Historis Stock Price) pada saat penilaian atau pengukuran Rating Valuasi Saham tersebut.
Kenapa analisis dalam kaidah value investing sangat penting ?. Karena hal ini menjadi acuan utama atas keputusan penting dalam membeli suatu saham.
Jika nanti harga suatu saham yang telah memenuhi kriteria saham Value Investing (pada Harga BELI tertentu) ini nantinya mungkin terjadi retracement atau penurunan tajam, sebagai value investor hal ini di pandang sebagai bentuk moment “Salah Harga” dan tentu nya dapat dilakukan kesempatan untuk melakukan aksi BELI dan bukan hanya BINGUNG, GALAU ataupun PANIK mengikuti kata pelaku pasar yang tidak memiliki “acuan hasil analisis komprehensif” dalam pengambilan keputusan untuk BELI suatu saham yang memang MENARIK.
Share hasil analisis beberapa saham terbaik (Sesuai kaidah Value Investing) di website andrianoktianto.com baru Kami lakukan terbatas. Hal ini untuk menjaga Ekslusivitas Anggota / Member andrianoktianto.com.
Temukan hasil review saham – saham pilihan selanjutnya hanya dengan registrasi atau join membership andrianoktianto.com (klik disini) dan dapatkan review lengkap saham – saham pilihan di Ebook Kuartalan andrianoktianto.com sesuai kaidah Value Investing – Warren Buffet / Benjamin Graham (klik disini).
TagLine : value investing indonesia andrianoktianto.com // value investing saham // investasi saham pemula // investasi saham berpengalaman // value investor Indonesia // metode value investing // saham value investing indonesia